wala tansa nasibaka minaddunya
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarakatuhu Bismillaahirrohmaanirrohiim .. Bagaimana Cara Mencintai Allah? Mencintai Allah SWT adalah menjadikan Allah SWT dan segala perintahnya sebagai prioritas utama dalam segala wujud kehidupan sehari-hari.
Dalamayat lain Allah juga berfirman Wala tansa nasibaka minaddunya Dan La yukallifullahu nafsan illa wus'aha Jelas Allah tidak hanya menyuruh kitauntuksholat dan puasa Allah juga menyuruh kita untukmencari dunia Bahkan Allah melarang kita untuk membebani diri kita dengan beban yang berat Sehingga kita tidak mampu memikulnya Walaupun itu ibadah .
NikmatnyaSyurga! Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah SWT kelak akan mendapatkan pendamping (isteri) dari bidadari-bidadari Syurga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur'an yang mulia, di antaranya :
7 Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, "Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." Juz ke-20 tafsir ayat ke-7.
Walatansa nasibaka minaddunya..:-) 0 Photo. Related Searches. spbu pertamina jakarta • spbu pertamina jakarta photos • spbu pertamina jakarta location • spbu pertamina jakarta address • spbu pertamina jakarta • pertamina jakarta • spbu pertamina jakarta • spbu pertamina jakarta pusat jakarta; About; Blog;
Site De Rencontre Pour 1 Nuit.
Wala tansa nasibaka minaddunya merupakan penggalan ayat dari Al-Qur'an surat Al-Qashash ayat ke-77 yang artinya dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia. Janganlah kamu lalaikan bahagianmu di dunia dalam menikmati hartamu yang tersebut mempersilahkan setiap orang untuk tidak meninggalkan sama sekali kesenangan di dunia, baik dari segi makanan, minuman, pakaian, serta kesenangan-kesenangan lainnya selama tidak bertentangan dengan ajaran agama yang telah digariskan oleh Allah Subhaanahu wa Ta' tidak memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menyedekahkan seluruh hartanya sehingga hamba-Nya menjadi terlantar, namun berinfaklah untuk akhiratmu dan bersenang-senanglah dengan harta duniamu dengan tidak merusak agamamu dan tidak pula membahayakan membahas tentang "Wala tansa nasibaka minaddunya" Arab, latin, dan artinya, alangkah baiknya kita mengetahui tentang surat Al-Qashash terlebih dahuluSurat Al-QashashSurat Al-Qashash adalah surat ke-28 dalam Al-Qur'an dan terdiri dari 88 ayat. Surat ini adalah surat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam di Mekkah, jadi dapat disimpulkan bahwa surat ini termasuk ke dalam golongan surat ini dinamakan Al-Qashash yang artinya Kisah-Kisah, karena di dalam surat ini berisikan tentang kisah-kisah dari para Nabi. Kata "qa-sha-sh" terdapat pada ayat 15 dan pada ayat 3 sampai dengan 46 menjelaskan tentang kisah dari Nabi Musa terdapat pula berita gembira kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang penaklukan dan kemenangan serta kembalinya para penakluk ke negeri dan tempat kelahirannya Tansa Nasibaka MinaddunyaWala tansa nasibaka minaddunya merupakan penggalan ayat dari Al-Qur'an surat Al-Qashash ayat ke-77 yang artinya dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia. Berikut ini adalah Arab, latin, dan artinyaوَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَاLatin Wa lā tansa naṣībaka minad-dun-yāArtinya dan janganlah kamu melupakan bagianmu di duniaSetiap orang berhak berbahagia di dunia, tetapi jangan lupa untuk beribadah kepada-Nya dan berinfak. Allah tidak memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menginfakkan seluruh hartanya sehingga hartanya habis tanpa sisa, tetapi Allah memerintahkan untuk menyisihkan hartanya untuk di dunia, namun jangan sampai merusak agamamu dan akhiratmu Al-Qashash Ayat 77Dalam surat Al-Qashash ayat 77 inilah terdapat ayat Wala tansa nasibaka minaddunya. Berikut ini adalah Arab, latin, dan artinyaوَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَLatin Wabtagi fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata wa lā tansa naṣībaka minad-dun-yā wa aḥsin kama aḥsanallāhu ilaika wa lā tabgil-fasāda fil-arḍi, innallāha lā yuḥibbul-mufsidīna.ArtinyaDan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu pahala negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."Tafsir Surat Al-Qashash Ayat 77Menurut kementerian agama Republik Indonesia, tafsir surat Al-Qashash ayat 77 adalah sebagai berikutNasihat di atas tidak berarti seseorang hanya boleh beribadah murni mahdah dan melarang memperhatikan dunia. Berusahalah sekuat tenaga dan pikiran untuk memperoleh harta, dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia lainnya, dengan menginfakkan dan menggunakannya di jalan Allah. Akan tetapi, pada saat yang sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan di dunia dengan tanpa berlebihan. Dan berbuat baiklah kepada semua orang yang bersedekah sebagaimana atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepadamu dengan mengaruniakan nikmat-Nya, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dalam bentuk apapun di bagian mana pun di bumi ini, dengan melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan dan akan memberikan balasan atas kejahatan artikel tentang "Wala tansa nasibaka minaddunya" lengkap dengan Arab, latin, beserta artinya. Sekian artikel kali ini, semoga dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tukang service sehabis sholat dikeroyok dan dibakar hidup-hidup. Al-Quds dibantai teroris-teroris yang katanya Zionis. Pemerintah mengadakan dzikir kebangsaan. HT mendukung Pemerintah Pak Dhe Joko. Mbah Nun diadu domba dengan NU. Sesama ormas saling dibenturkan. Kecelakaan beruntun di Jln. Kudus-Pati. Meriahnya HUT RI ke-72 di Desa Jetak Wedung Demak. Sampai Neymar pindah ke di atas adalah judul berita yang akhir-akhir ini marak diperbincangkan masyarakat online pun offline. Semua manusia—tidak semua itu semua, semua juga bisa memiliki makna sebagian— seragam memperbincangkan judul-judul tersebut. Baik skala nasional, lokal, kecamatan, desa, internasional, jin, setan, dhemit, sampai para malaikat pun ikut dibingungkan oleh manusia. Semua manusia serempak memikirkan hajat-hajat yang tentu bukan hajat mereka, sehingga mereka lupa hajatnya berkumpul, mempergunjingkan, ngalor-ngidul tanpa solusi, mereka pulang dengan kehampaan dirinya. Mereka lupa, mereka belum kaya, juga belum ijin Tuhan, belum selesai urusannya, mereka sedih sendiri. Mereka ketakutan hidup di dunia. Mereka menangis dengan nasibnya di dunia. Meminjam salah satu petuah Mbah Tedjo, "Menghina Tuhan tak perlu dengan umpatan dan membakar kitab suci. Khawatir besok tidak bisa makan saja, itu sudah menghina Tuhan." Maka tak perlu lah kita menangisi apapun yang terjadi di dunia. Tak perlu mencitrakan diri sebagai yang paling solidaritas, paling toleran, dan yang paling paling lainnya, meski itu baik. Cukuplah tak perlu takut besok-tidak-bisa-makan dengan cara bekerja, meng'kaya'kan diri, keluarga, serta lingkungan sosialmu. Biarlah Mendikbodo ribut dengan FDSnya, biarlah rektor Unn*s ribut dengan presiden BEM kampusnya. Selesaikan dulu nasibmu, sehingga tak ada lagi kekhawatiran dan ketakutan di dunia. Selesaikan Agustus 2017-Nb Judul ini merupakan tema majlis maiyah Mocopat Syafaat, Juli Arafat, yang terus berjuang menjadi Muslim. Lihat Sosbud Selengkapnya
Wala tansa nasibaka minad dunya Dan jangan sampai engkau melupakan nasibmu di dunia Ini ayat yang menunjukkan letak peradaban manusia dalam rangka pemenuhan nasibnya di dunia. Ini adalah ayat rambu rambu dan menjadi tolak ukur bagaimana manusia akan bersikap. Kalau manusia mengartikannya bahwa ini adalah ayat penegasan dan sebagai legitimasi untuk sebanyak banyaknya mencari dunia dalam rangka mengisi kehidupannya, ini mjdi ayat yg bisa d jadikan landasan untuk sebanyak banyaknya mengeruk dunia. Menghabiskan waktu dan ruang untuk mengisi kebutuhan akan dunia. Tapi kalo manusia mentadabburinya sbgai ayat peringatan bahwa sudahlah hidup di dunia ini sementara saja. Penuhi hari hari manusia dengan visi misi kehidupan akhirat. Dan dalam perjalanan pemenuhan visi misi itu, yah sekedar jngan lupa saja untuk mengisinya untuk keperluan dunia. Prosentase terbesarnya adalah kehidupan yang akan berlangsung selamanya setelah manusia meninggalkan dunia This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.
Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on 20 September 2013. Waka PTA Manado Ingin Bahagia, Pakai Rumus 3-2-1 Manado Seperti biasa, setiap Senin, Rabu dan Jumat warga PTA Manado mengkuti kegiatan kultum setelah bersama-sama melaksanakan shalat Ashar. Pada Rabu 18/9/2013, yang bertugas membawakan kultum adalah Wakil Ketua PTA Manado, Drs. H. Abuhuraerah, SH., MH. Selain sebagai pembawa kultum, beliau juga bertindak sebagai imam shalat. Mengawali penyampaiannya, Abuhuraerah membacakan sebuah ayat al Qur’an yang berbunyi “Wabtaghi fima atakallah Dar al Akhirah, wala tansa nasibaka minaddunya”. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi. Menurutnya, seseorang yang ingin mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat harus menjalankan rumus 3-2-1. Maksudnya adalah ada tahapan-tahapan yang harus dilewati. Penjelasannya yaitu, tahapan pertama seseorang perlu melakukan 3 langkah. Pertama ikhtiar, dimana tindakan ini merupakan usaha seorang hamba untuk memperoleh apa yang dikehendakinya. Kedua, berdoa. Yaitu tindakan yang memohon kepada Allah agar dikabulkan apa yang menjadi hajatan. Tanpa berdoa, seseorang bisa dicap sebagai hamba yang sombong. Sementara yang ketiga adalah tawakkal, yakni penyerahan totalitas kepada Sang Khalik. Nah, jika tiga etape ini telah dilewati, maka ada 2 kemungkinan. Berhasil atau Gagal. Jika berhasil, maka seseorang harus bersyukur, jika belum, maka bersabar. Setelah tahapan ini dilakukan, tentunya ada 1 step yang mesti dihadirkan, yakni dengan mengharap keridhaan Ilahi. Jadi rumus 3-2-1, adalah Iktiar, Berdoa dan Tawakkal, kemudian Bersabar dan Bersyukur serta Mengharap keridhaan Ilahi. Jika semua sudah dilewati, tentunya seseorang akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Fiq
wala tansa nasibaka minaddunya